Jumat, 12 Juli 2013

Ketika Cinta tak Berkata

18.27

Share it Please

 “Eh, ngomong-ngomong kita jalan kan baru satu hari, kok kamu main nembak aku aja?” tanyaku heran.
“Sebenarnya aku tuh udah lama suka sama kamu, dari waktu kita masih kelas satu SMA, kamu tau gak…”
“Enggak…” potongku.
“Eh, aku belum selesai nih!” seru Rio.
“Hahaha… Iya, iya, lanjutin!” kataku sambil tertawa.
Rio tidak melanjutkan ceritanya, dia malah manyun.
“Yah… Dia ngambek…” gumamku.
“Maaf deh Yo… Aku ga bermaksud buat motong-motong cerita kamu, tadi aku cuma becanda kok, jangan marah ya…” pintaku memelas.
“HAHAHAHAHA…” tawa Rio meledak.
“Loh? Kok malah ketawa?” tanyaku.
“Tadi aku cuma becanda …”
Kini giliran aku yang manyun.
“Fy, jangan manyun ah! Jelek tau!” kata Rio.
Aku hanya diam.
“Maaf ya…” pinta Rio memelas.
“Iya, aku maafin! “ kataku setengah ikhlas, tapi sebenarnya aku ikhlas banget (?).
“Kok ngomongnya ga ikhlas gitu Fy?”
“Iya Mario … Lanjutin dong ceritanya , jangan bawel…” kataku akhirnya.
“Iya deh… Kamu tau gak, sebenarnya dari dulu tuh aku sering banget ngeliatin kamu, tadi waktu aku nganter kamu pulang, sebenarnya aku udah tau kok rumah kamu dimana, soalnya aku pernah ngikutin kamu waktu kamu pulang…” jelas Rio.
“Hah? Masa? Aku juga sering kok ngeliatin kamu, tapi kamu ga pernah tuh ngeliatin aku!” kataku tak percaya.
“Ketahuan! Kamu sering ngeliatin aku ya!” seru Rio.
Aku nyengir.
“Sebenarnya aku juga tau kok, kalo kamu sering ngeliatin aku…” kata Rio.
Pipiku memerah.
“Ga usah malu Fy…” kata Rio.
“Iya…” jawabku.
 ***

2 Tahun Kemudian . . .
Kini aku telah duduk di bangku kuliah. 2 tahun yang lalu adalah hari yang sangat indah bagiku, tapi tidak dengan hari ini. Rio menjauhiku, dia tidak pernah lagi mengesms atau pun meneleponku, 2 minggu belakangan ini kami tidak lagi berhubungan, aku bingung dengan sikap Rio yang mendadak berubah. Berkali-kali kucoba untuk menghubunginya, tapi tidak pernah diangkat, smsku pun tidak pernah dibalas. Tiba-tiba air mataku menetes.
‘Aku kangen banget sama kamu Yo…’ batinku.
Tiba-tiba BBku berbunyi menandakan 1 pesan masuk. Ku baca sms itu dan isinya adalah :
From : 0878XXXXXX
“Rio kecelakaan! Dia sekarang berada di RS Mentari!”
Aku tertegun setelah membaca pesan tersebut, hp BBku pun kubiarkan jatuh begitu saja dari tanganku.
“Rio…” gumamku.
 Tanpa basa-basi lagi aku langsung mengambil kunci mobilku yang kuletakkan di atas meja belajar. Lalu aku turun ke bawah dengan berlari. Ku kendarai mobilku secepat kilat menuju rumah sakit.
RS Mentari . . . kuparkirkan mobilku diseberang jalan rumah sakit.
Aku langsung mencegat seorang suster.
 “Maaf sus, kamar pasien yang bernama Mario Stevano Aditya Haling dimana ya?” tanyaku sambil terisak.
“Oh, pasien tersebut berada di kamar nomor 305 mbak!” jawab suster itu.
“Makasih sus!”
Aku langsung berlari menuju kamar nomor 305, aku memang sudah tau letak kamar tersebut, karena aku pernah dirawat disana, tepat di kamar nomor 305.
 ***

Kini aku sudah berada di depan kamar nomor 305, aku langsung memasuki kamar tersebut, tetapi betapa terkejutnya aku ketika melihat seorang wanita sedang mengelus rambut halus Rio.
“Kamu siapa?” tanyaku mencoba sabar.
“Gue Shilla!” jawabnya.
“Ngapain kamu disini?”
“Suka-suka gue dong! Gue kan tunangannya Rio!” bentaknya.
‘JEDERR!’
Hatiku seperti tersambar petir ketika mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Shilla.
“A… Apa maksudmu?” tanyaku menahan tangis.
“Lo budek ya? Gue Shilla! TUNANGAN RIO!” bentaknya.
Tiba-tiba air mataku menetes, entah kenapa aku percaya dengan perkataan Shilla.
“Lo pasti Ify kan?” tanya Shilla, kali ini dia tidak membentakku.
“I… Iya…” kataku sambil terisak.
“Rio sering cerita tentang lo!” katanya.
“Oke, gue jelasin ya, Rio sama gue tuh dijodohin!” lanjutnya.
“Te… Terus?”
“Gue harap lo bisa ngerelain Rio buat gue!”
Aku hanya diam, aku tidak ingin berbicara lagi dengannya. Hening. Tidak ada yang ingin memulai pembicaraan.
“Rio udah sadar!” jeritku tiba-tiba saat melihat Rio mulai membuka matanya.
 “I… Ify…”
Namaku lah yang pertama kali diucapkan Rio saat ia sadar.
“Ke… Kenapa Yo?” tanyaku sambil terisak.
“A… Aku minta maaf…”
“Buat apa Yo?”
“A… Aku udah ngecewain kamu Fy… A… Aku bakal nikah sama Shilla…”
‘JEDERR!’
Lagi-lagi hatiku seperti tersambar petir ketika mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Rio.
“Fy… Orangtua aku maksa aku buat nikah sama Shilla…” lanjutnya.
Aku melihat Shilla.
“Emm… Gue keluar dulu ya…” pamit Shilla.
Aku hanya mengangguk. Shilla pun keluar dari kamar rawat Rio.
“Jadi?” tanyaku pada Rio.
“Terserah kamu…”
“Kita putus?” tanyaku menahan tangis.
“Jujur Fy… Sebenarnya aku ga mau kita putus…”
“Kita putus aja Yo… Aku bakal pergi dari kehidupan kamu…”
Aku tidak bisa lagi menahan tangisku, air mataku jatuh begitu saja.
“Jangan Fy… Please… Jangan pergi…”
“Keputusan aku udah bulat Yo… Aku bakal pindah ke Amerika…”
Aku memeluk Rio sebagai tanda perpisahan.
“Selamat tinggal Yo…” ucapku.
“IFY!” jerit Rio.
Aku  berlari keluar rumah sakit.
  Rio pun bangkit mencabut saluran darah dari tangannya. Sambil sempoyongan Rio mencoba berlari mengejar. dengan darah mengalir dari kepalanya yang memang luka didahinya masih sembuh total.
 Shilla yang berada diluar kaget melihat Rio keluar kamar dan mencoba mengejar Rio pula.
Aku terus berlari sambil meneteskan air mata yang begitu deras, tidak sadar aku kalau rio ngejar aku, saat aku nyebrang jalan tiba-tiba terdengar Shilla berteriak hissteris.
“RIOOOOOOOO!!!!!!!!!!!!!!!” teriaak Shilla.
“BBRRAAAKKK”
Rio tertabrak mobil . . . . ,aku menoleh kebelakang dan duduk terjatuh melihat Rio terkapar ditengah jalan. .
“Ri , ,rii rio . . .” gumamku.
Orang-orang bergerumun ditengah jalan. .                                                           
Aku bangkit lalu memeluk erat Rio, gak terasa air mata aku menjatuhi kening rio,
 “Fy . . udah jangan nangis. . masa sih seorang Ify nangis?? Mungkin ini akhirnya, “ ucap rio sambil nyengir.
“hhuusshhh ngomong apa kamu rio!! Kita harus bahagia . . tolong donk angkat bawa rumah sakit!!!“ ucap bentakku pada semua orang yang berdiri menonton,
“gak usah fy . . iya fy aku bahagia kok bisa sama kamu kayak gini tapi kok banyak orang yah Fy??jadi malu dilihat banyak orang,  heehehe, Jaga dirimu baik-baik ya, eettss ingat aku selalu yah Fy . . Shilla aku minta maaf, kamu tau aku hanya sayang dengan Ify . .”Ucap rio berat dengan senyum.
“Rioo . . .” kata Shilla sambil menangis .
“Kamu harus bertahan yo!” bentakku.
“Ify . . . “ rio memamnggilku sambil tersenyum, lalu seketika genggaman tangan Rio melemas dari genggamanku,
“Rio . . . .!!!” HIKs hiks hiks(nangis)
 akhirnya Rio yang semula koma, memang benar-benar pergi untuk selamanya dariku.

0 komentar: