Selasa, 20 Agustus 2013

Keajaiban, Usaha, Penyelesaian, dan Menang

18.39

Share it Please
Hello, sahabat blogger, kali ini saya tidak akan berbagi tentang info edukasi atau cerpen maupun puisi. Tapi saya ingin berbagi kisah tentang perasaan yang saya alami sebelum ini update.
  Selama 18 tahun ini saya sudah mengalami banyak sekali berbagai macam hal. Banyak yang saya ingat maupun terlupakan. Kenangan yang begitu mengesankan atau paling buruk terkadang menjadi ukiran dalam hati yang paling membekas bukan? Ada baiknya jika kita mengerti satu per satu setiap hal yang kita hadapi, bukan tentang bagaimana kita bersabar atau pun tabah dalam sepanjang perjalanan permasalahan itu sendiri, tapi bagaimana kita menyelesaikannya. Keinginan itu tidak selalu terwujud bersama dengan usaha yang telah kita lakukan ataupun waktu yang kita jalani, akan tetapi keinginan terwujud bersama dengan datangnya sebuah harapan. Keluarga, teman, sahabat, bahkan orang tidak dikenal juga terkadang bisa memberikan hal yang sebelumnya tidak pernah kita kira.
  Anda percaya dengan sebuah keajaiban? Anda percaya memiliki sebuah harapan besar?
Umur saya masih 6 tahun saat itu, saya tidak mengerti bagaimana harus mengendalikan apa yang berkenaan dengan diri saya sendiri. Hanya menjadi seorang anak kecil yang selalu bahagia, terus bermain, dan tidak mengenal apa itu arti lelah, setiap permasalahan yang orang terdekat saya hadapi selalu menjadi bahan mentah dalam gelak tawa dihidup saya.
  Sering terjadi keributan di dalam rumah saat itu. pekik tangis seorang wanita yang saya segani sering terdengar merdu bagaikan alunan musik melodi yang indah tapi perih. semenjak saat itu saya merasa sangat tidak suka dengan suara tangisan. padahal saya sendiri sering menangis. :)
  Saya mulai mengerti bagaimana rasanya ingin berada disuatu tempat di tengah gerumunan orang.
  Waktu saya beranjak duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar, saya ingin sekali mengikuti olimpiade SAINS tingkat kecamatan. Dengan wajah berharap saya meminta kepada guru saya untuk bisa mengikuti olimpiade tersebut. Tapi, semua guru yang termasuk ibu saya beserta teman - teman sekelas saya hanya acuh saja. tidak ada seorang yang peduli dengan keinginan saya pada saat itu. Kakak kelas yang mereka katakan lebih memiliki banyak ilmu akhirnya diutus untuk mewakili sekolah kami.
  Meski hanya seorang anak kecil, sepertinya egois saya sudah muncul bersama rasa kecewa karena ternyata kepedulian seseorang sangatlah membuat dampak yang besar.
  Dengan perasaan yang tidak karuan, sedih, kecewa, dan sebuah tangisan kecil mengantarkan langkah saya untuk bolos dari sekolah saat jam istirahat pertama. Bolos saya memiliki tujuan, saya tetap ingin megikuti olimpiade kecil tersebut. Olimpiade dilaksanakan disekolah yang berada didesa seberang. Tetapi diperjalanan saya mulai bingung, bagaimana nanti sesampai disana? Saya akan kemana setelah sampai disana? seorang anak kecil yang baru memulai langkah kecilnya. 
  Jujur saja saya adalah anak yang pemalu. Apalagi dengan wajah yang menangis dengan suara lirih saja membuat saya memilih menunduk disepanjang jalan melewati sebuah pasar. Tiba - tiba entah datangnya darimana, seseorang memanggil nama saya, "Handi?", saya pun menengok mendapati seorang guru dari sekolah dasar seberang yang memang saya kenal tapi tidak cukup baik.
  "Mau kemana kamu, Han?" tanya guru itu sambil menghentikan sepeda motornya.
  "Saya mau mengikuti lomba di seberang, Pak." jawab saya terisak - isak.
  Bla, bla, bla, melalui percakapan singkat akhirnya guru tersebut mengantarkan saya ke sekolah dasar seberang untuk mengikuti olimpiade yang seperti saya rencanakan. Tanpa sepengetahuan siapapun yang berada disekolah termasuk ibu saya. Akhirnya berhasillah saya mengikuti olimpiade SAINS. 
Dengan gaya polos, keinginan yang kuat, pengetahuan seadanya yang saya miliki, akhirnya saya berhasil menjadi juara 1 saat itu.
  "Juara satu untuk mata pelajaran SAINS jatuh atas nama Handi Risma Tricahya!"
Tangis terbayar dengan harga yang lebih. Guru - guru dan teman - teman terheran atas apa yang saya dapat. orang mereka tidak mengikutkan saya, datang sendiri, tidak tahunya malah jadi juara. :) 
  Tiba - tiba kepala sekolah datang memasuki ruangan tempat saya mengikuti olimpiade,nampak wajah heran karena nama saya disebutkan menjadi juara 1. Tidak lain dan tidak bukan, dia adalah ayah saya sendiri. 

Keajaiban akan datang bukan dengan tidak disengaja, ketahuilah bahwa kita sebenarnya bisa menciptakan banyak keajaiban. Bukan bagaimana mereka tahu hasil yang sudah anda dapatkan, akan tetapi bagaimana cara anda membuktikan kepada diri anda sendiri tentang bagaimana anda MENANG.

SEMOGA BERMANFAAT...

0 komentar: